Selasa, 04 Desember 2012

Dengar...pejamkan mata...and feel the music...

Aku hanya ingin teriak sampai suaraku parau...
Distorsi ini menyesakkan dadaku hingga ku tak dapat bernafas...
Banyak lawan bicara semua bersuara namun tak ada yang bisa pahami essensinya...
Hasilnya? Feedback distorsi dengan resonansi dan reverb yang tinggi...
Nasehat dan petuah seakan subliminal tersamar oleh pantulan topeng wajah jiwa-jiwa yang sakit...
Dibalik ketidakteraturan dan kekacauan ini semua seolah menjadi kesatuan harmonis, berirama, membentuk nada baru yang jenius namun menyejukan hati...


Rabu, 28 November 2012

Psychedelia Omlet


Semua ditandai dengan persepsi mencolok dari aspek pikiranku yang entah bagaimana tiba-tiba datang, luapan kegembiraan kreatif pikiran yang terbebaskan dari belenggu kepura-puraan dan kebohongan manusia-manusia munafik. Perubahan persepsi, sinestesia, kesadaran yang terfokus, trance hipnosis, mistis, dan perubahan pikiran lain dilempar masuk ke dalam social juice mixer yang berputar tak karuan.

Berhalusinasikah diriku...?

Efek visualisasi kromatik warna-warni cerah yang berputar perlahan, harmonis, membentuk garis-garis spektrum yang selaras ini membawaku seakan berjalan menaiki bukit subur yang sejuk ditengah kota metropolutan yang kotor, padat dan sumpek. Pengalaman artistik yang amat sangat mengagumkan, akan sangat disayangkan sekali bila tak tersimpan dalam kenangan. Ditepi sungai yang jernih...suara gemiricik air, tanaman, pepohonan, rerumputan, serangga, gerombolan binatang, semua kehidupan yang ada menari-nari gembira seolah di iringi lagu anak-anak yang ceria. Indah, semua tertawa-tawa bahagia seakan tak akan pernah ada kejahatan dan kesedihan disana...apakah inilah surga dunia?

Namun ketika kupandang ke bawah bukit sungguh kontras sekali udara kehidupan disana...berasap kelabu agak kehitaman, traffic jam jalanan becek dan agak berlumpur serta suara klakson kendaraan yang bersautan dengan suara televisi serta dentuman musik hard trance dance, dubstep dan grindcore metal, suara handgun, suara tangis dan suara teriakan histeris, solokan besar air limbah, suara tawa dari kemenangan yang licik, bau bangkai yang tak sedap, orang berpandangan memakai sudut mata, langit dipenuhi aura emosi negatif dan depresi penghuninya..apakah inilah neraka dunia?

Kini aku berada ditengah keduanya, tersadarkan oleh buta warna parsialku...paranoid...kulihat tanah yang kupijak, kakiku gemetar hebat...seolah enggan pergi ke atas dan takut tergelincir kebawah...

Sungguh...sungguh sumpah aku tidak memakan obat antidepresan yang memperlambat kerja medial prefrontal cortex dalam otakku, aku tidak mabuk, aku tak mau serendah itu menjadi drug user. Hanya saja tadi pagi dua buah telur ayam, jamur psilocybin dan bawang daun yang diiris kecil-kecil, gilingan daging kambing, serta secukupnya garam, gula dan sedikit bubuk merica, sengaja ku dadar di atas margarine yang mencair untuk menjadi omlet sebagai teman dari sepiring nasi sarapanku.

sumber

Selasa, 27 November 2012

"Please, Please, Please, Let Me Get What I Want"

Good times for a change
See, the luck I've had
Can make a good man
Turn bad

So please please please
Let me, let me, let me
Let me get what I want
This time

Haven't had a dream in a long time
See, the life I've had
Can make a good man bad

So for once in my life
Let me get what I want
Lord knows, it would be the first time
Lord knows, it would be the first time


Tulisan di atas merupakan lirik dari lagu "Please, Please, Please, Let Me Get What I Want". Lagu ini adalah sebuah lagu dari grup band Inggris The Smiths yang dirilis sebagai side-B dari album "William, It Was Really Nothing" pada tahun 1984 dan kemudian masuk di album kompilasi Hatful of Hollow dan Louder Than Bombs. Lagu ini telah dicover oleh beberapa artis, termasuk The Decemberists, The Benders Halo, Franz Ferdinand, Elefant, OK Go, Deftones, Emilie Autumn, Amanda Palmer, Hootie & Blowfish, Muse, Kaia Wilson, Third Eye Blind, Kate Walsh, The Academy Dream, Josh Rouse, She & Him, Slow Moving Millie dan William Fitzsimmons. Band Inggris Clayhill juga mengcover lagu ini dan versi mereka dapat didengar di akhir film Shane Meadows: This Is England. Artis Elektro dari Kanada Venetian Snares juga mengambil sampel lagu ini dan dimasukan di dalam single "​​Nobody Really Understands Anybody". Lagu ini juga muncul dalam adegan pesta dansa dalam film "Never Been Kissed" tetapi lagu ini tidak disertakan pada official soundtrack film tersebut. 
Di penghujung bulan November 2012 lagu dengan durasi 1 menit 51 detik ini resmi menjadi soundtrack dalam kehidupan yang ku jalani. Karena lirik dari lagu ini merepresentasikan semua perasaan yang ku rasakan sekarang, setelah bertubi-tubi diterpa ujian dan cobaan kehidupan yang bagiku adalah yang terdahsyat selama aku menjalani kehidupan ini. Semua versi cover nya pun aku coba download dan dengarkan, semuanya keren tetapi yang paling aku suka adalah versi Deftones, Elefants dan Muse. Berikut aku posting video youtube salah satu cover lagu "Please, Please, Please, Let Me Get What I Want" yang dibawakan oleh The Dream Academy selamat menikmati.


Kamis, 05 Januari 2012

PUNX!!!

PUNX. Banyak yang salah kaprah mengindentikkan anak-anak punk. Menurut anggapan mereka-mereka yang bergaya punk secara fashion, punk adalah sepatu boot, celana ketat, rambut mohawk dan piercing di seantero tubuh. Benarkah?

Tentu saja tidak segampang itu pantas disebut anak punk. Menurut pengertian Craig O’Hara dalam The Philosophy of Punk (1999) mendefinisikan punk lebih luas, yaitu sebagai perlawanan hebat melalui musik, gaya hidup, komuniti dan mereka menciptakan kebudayaan sendiri. Nah, apakah yang sekedar bergaya sok punk, bisa disebut real punk? Oknum kalau itu.

Konon, gaya hidup punk itu selalu dengan pemberontakan

Banyak orang yang bilang kalo PUNK itu cuma gaya hidup, fashion-style, malah ada yang menganggap PUNK itu adalah anarkisme dan komunitas orang-orang gak punya agama. Padahal pemahaman seperti itu salah. PUNK sebenarnya adalah suatu paham yang mengajak para pengikutnya untuk terus melawan dan melawan, menentang segala macam ketidak-adilan, menjunjung tinggi kebebasan dan terutama adalah saling menghargai antara umat manusia. Memang style mereka sangat khas, celana ketat, sepatu boot, rambut mohawk, jaket penuh dengan pernik logam, dan sebagainya. Punk itu lebih dari sekadar musik. Punk adalah gaya hidup yang bisa mengubah hidup dirinya atau lingkungan sekitarnya.

Punk’s not dead!

ada yang bilang, punk bukanlah fashion! Yeah, bisa dibilang begitu. Bahkan punk juga bukan sekadar musik. Punk adalah gaya hidup. Berarti akan nempel di keseharian kita. Jadi bagaimana dan kapan kita bisa mengaku bahwa kita adalah punkers? Apakah saat kita tiap pagi dibangunkan oleh jeritan Johny Rotten (Sex Pistols)? Atau saat kita muncul di jalan dengan rambut mo-hawk, jins penuh tambalan dan boot?

Well punk lebih dari itu. Punkers bukanlah orang yang tak mempunyai tujuan hidup. Agak sulit ya kita menjadi punkers kalau kita sendiri tidak mengerti kenapa orang-orang memilih menjadi punkers.

Definisi Punk

Menurut kamus bahasa Inggris, punk bisa berarti enggak penting, tidak berguna, busuk. He he he. Entah kenapa nyambung banget sama sebutan vokalis Sex Pistols. Nama aslinya Joh-ny Lyndon, tapi Steve Jones memanggilnya Rotten. Dan jadilah nama dia Johny Rotten.

Kita lupakan saja kamus bahasa itu. Sekarang kita lihat arti punk, menurut seorang guru punk, Joe Kidd. Menurutnya punk punya arti yang be-rubah sesuai dengan tingkat kedewa-saannya. Saat dia berusia 13 tahun, punk baginya adalah sesuatu yang liar, dandanan yang revolusioner, eng-gak perlu ke sekolah, dan musik se-tiap saat. Lalu dia terus berpikir dan akhirnya menemukan bahwa punk adalah sebuah semangat. Semangat untuk perubahan, ketidaktergantungan, proses kreatif dan peduli tentang politik. Semakin lama pandangan punk makin luas. Tapi penekanannya tetap di bagian yang sama. Punk ada-lah sebuah semangat untuk meng-hadapi hidup dengan kreativitas tinggi.

Mereka yang memulai hidup sebagai punkers adalah kelas menengah ke bawah. Dan punya tujuan yang sangat simpel. Enggak mau di ganggu, minum, dan mendengarkan musik. Cuma tiga itu saja. Tentunya untuk terus hidup seperti itu enggak bisa terjadi begitu saja. Kasus yang hampir sama dengan proses lahirnya skinheads. Mereka tumbuh jadi orang yang bekerja keras di siang hari. Tujuannya memang hanya mengumpulkan uang untuk having fun di malam hari. Tapi satu semangat mereka adalah untuk independent atau tidak tergan-tung. Jadi punkers selalu berusaha untuk bekerja apa pun. Inilah yang menunjukan semangat punk untuk hidup mandiri.

D.I.Y.

Ideologi D.I.Y. (do it yourself) mengesankan punkers berjiwa individualis. Padahal yang dimaksud di sini adalah independent tadi. Tidak tergantung pada siapa pun. Selama hal itu masih bisa kita lakukan sendiri kenapa enggak? Yang menghapuskan individualis tadi adalah semangat equality. Semangat kebersamaan antara sesama punkers.

Lebih jelas jika kita lihat kondisi sebuah band. Sebuah band punk yang menganut D.I.Y. akan berusaha untuk menangani album mereka sendiri. Mulai dari proses produksi, penggandaan sampai soal distribusi. Untuk menangani hal itu sangat berat jika dilakukan oleh satu orang. Di sinilah mereka sangat memerlukan kebersamaan. Semangat kebersamaan demi tu-juan bersama.


Modal lain untuk melakukan itu semua adalah brain! Yup, kita harus punya otak dong. Kalau otak kita kosong, bakal ditipu terus. Gimana pula kita bisa menghadapi perubahan, dan mengerti tentang situasi politik. Oleh karena itulah bohong besar kalau punkers tidak memerlukan pendidikan. Walau memang tidak harus di sekolah formal.

Nah sekarang kita siap ngga untuk menjadi seorang punker sejati. Seseorang yang benar-benar bisa menghadapi tantangan hidup. Selalu siap menghadapi ber bagai keadaan. Bukannya berarti kita harus selalu tidur di pinggir jalan. Tapi kita siap kalaupun harus hidup di pinggir jalan. Bukan cuma berani menggunakan celana jeans ketat, rambut mohawk, sepatu boots saja. Tapi kita juga harus malu kalau masih minta uang ke orang lain. Termasuk orang tua kita.

Bagaimana oi? Siap untuk bekerja di siang hari dan berpesta di malam hari? Ayo jangan bikin malu punk!

Mungkin kalo mau dihitung, banyak banget aliran-aliran dari punk itu sendiri. Ada street punk, punk jenis ini biasanya hanya menampilkan sisi keserdehanaan dan sisi jalanannya. biasanya pengikut-pengikutnya adalah kalangan anak jalanan dan pengamen jalanan. Jauh beda sama glamour punk yang menunjukkan sisi keglamouran dari punk itu sendiri, pengikutnya biasanya adalah golongan-golongan orang-orang kaya yang selalu menampakkan kekayaannya. Kalo melodicktz punk lain lagi, biasanya style mereka lebih mendekati anak-anak skater. Dan mereka lebih mengutamakan kegembiraan dan lebih menonjolkan kekonyolan dalam kehidupan mereka. Beda lagi sama Emmo punk, yang biasanya pengikut-pengikutnya dalah anak-anak muda dan remaja yang jiwanya sedikit labil. Punk ini lebih menunjukkan emosi dalam berekspresi. Masih banyak lagi aliran punk yang gak bisa di bahas satu-satu, tapi intinya adalah satu. Mereka tetap PUNKER (sebutan bagi pengikut PUNK).

Berikut video yang gua temukan di youtube "Welcome to Taringbabi" reportase tentang komunitas Taringbabi yang juga menjadi tulangpunggung band Marjinal, sebuah band punk rock asal Jakarta. Selamat menikmati :)









Baca juga sekilas mengenai "Sejarah Punk"